Pasangan suami istri haji Soleh dan Hajjah Ety, sudah puluhan tahun menggantungkan hidupnya di sebuah warung kelontong miliknya. Namun usaha itu, tidak berkembang pesat karena keterbatasan modal dan kurangnya pengalaman tata kelola usaha warung kelontong. Sejak beberapa bulan terakhir ini, penjualan barang di toko Haji Soleh yang terletak di Pasar Cigombong, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat, meningkat. Itu karena, pasangan lansia tersebut mengikuti program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Lelaki berusia 65 tahun ini, mengaku penjualan barang di toko miliknya naik dari 600.000 menjadi 1.100.000 per hari . Bahkan, kini ia mampu menyekolahkan anak bungsunya ke tingkat universitas. Haji Soleh dan istrinya Hajjah Etty, mengaku puas setelah mengikuti program Outlet Binaan Alfamart (OBA) dan berharap agar usahanya terus berkembang.
“Sejak mengikuti program Outlet Binaan Alfamart, pengetahuan mengenai cara mengelola warung menjadi bertambah,” papar Haji Sholeh.
Dalam program Outlet Binaan Alfamart ini, Alfamart merenovasi warung milik Haji Solleh. Selain itu, perusahaan juga meminjamkan Rak Barang untuk mendisplay barang dagangan dan alat pendingin (Chiiler).
Senada dengan pasangan haji Sholeh dan Hajjah Ety. Dani, 29 tahun, pemilik toko Ibu di kawasan Jalan Raya Puncak KM 85 Jawa Barat, juga bersyukur mengikuti program Outlet Binaan Alfamart atau OBA. “Omset penjualan barang di toko saya meningkat 700.000 ribu menjadi 1.500.000 per harinya. Itu terjadi setelah, mengikuti program Outlet Binaan Alfamart,” tutur Dani.
Sebelum mengikuti OBA, Ia menyebutkan penghasilan penjualan barang di warungnya, kurang memuaskan. Salah satu faktornya, adalah tata penyusunan barang dagangan milik nya kurang menarik, dan tidak teratur. Setelah mengikuti OBA, maka warung yang dibangun sejak tahun 2008 lalu tersebut, disulap menjadi sebuah minimarket kecil. Para pembeli pun dapat menyentuh langsung barang yang akan dibeli dan jumlah produk yang dijual juga bervariasi.
Ketika diluncurkan pada tahun 2011, Alfamart berhasil menggandeng 70 pemilik warung kelontong. Untuk 2012, ditargetkan akan mengajak 100 pemilik warung kelontong untuk ikut program OBA secara nasional. Untuk membedah warung, Alfamart mengucurkan dana Rp 15 juta sampai Rp 20 juta ke pemilik warung yang dinilai prospektif.
Seluruh biaya renovasi warung gratis dan pemilik warung tidak dipungut biaya sepeser pun. Pemilik warung juga tidak diwajibkan untuk membeli barang dagangannya di Alfamart.“Sebagai perusahaan yang bergerak di jaringan minimarket, Alfamart memiliki kewajiban untuk memberdayakan pedagang kecil diantaranya pada pemilik warung kelontong melalui program Outlet Binaan Alfamart,” ujar Director of Corporate Affairs Alfamart, Solihin.
Dalam memilih warung binaan untuk direnovasi, Alfamart menetapkan sejumlah syarat, diantaranya adalah memiliki usaha warung minimal satu tahun dan milik sendiri bukan sewa dari orang lain. Sebagai bagian dari tangungjawab dan pembinaan kepada para pedagang, Alfamart menempatkan seorang member relation officer (MRO). Selain membina para pemilik warung kelontong, petugas MRO tersebut juga bertugas mengantarkan produk dagangan yang sudah dipesan sehingga pedagang tidak perlu repot lagi sekaligus bisa menghemat ongkos jika para pedagang harus membeli barang dagangannya sendiri.
“Alfamart meluncurkan program OBA ,semata mata ingin membantu para pemilik toko kelontong, agar usaha mereka kian bertambah maju, dan juga memajukan ekonomi dari Usaha Kecil Menengah di tanah air,” pungkas Solihin.
“Sejak mengikuti program Outlet Binaan Alfamart, pengetahuan mengenai cara mengelola warung menjadi bertambah,” papar Haji Sholeh.
Dalam program Outlet Binaan Alfamart ini, Alfamart merenovasi warung milik Haji Solleh. Selain itu, perusahaan juga meminjamkan Rak Barang untuk mendisplay barang dagangan dan alat pendingin (Chiiler).
Senada dengan pasangan haji Sholeh dan Hajjah Ety. Dani, 29 tahun, pemilik toko Ibu di kawasan Jalan Raya Puncak KM 85 Jawa Barat, juga bersyukur mengikuti program Outlet Binaan Alfamart atau OBA. “Omset penjualan barang di toko saya meningkat 700.000 ribu menjadi 1.500.000 per harinya. Itu terjadi setelah, mengikuti program Outlet Binaan Alfamart,” tutur Dani.
Sebelum mengikuti OBA, Ia menyebutkan penghasilan penjualan barang di warungnya, kurang memuaskan. Salah satu faktornya, adalah tata penyusunan barang dagangan milik nya kurang menarik, dan tidak teratur. Setelah mengikuti OBA, maka warung yang dibangun sejak tahun 2008 lalu tersebut, disulap menjadi sebuah minimarket kecil. Para pembeli pun dapat menyentuh langsung barang yang akan dibeli dan jumlah produk yang dijual juga bervariasi.
Ketika diluncurkan pada tahun 2011, Alfamart berhasil menggandeng 70 pemilik warung kelontong. Untuk 2012, ditargetkan akan mengajak 100 pemilik warung kelontong untuk ikut program OBA secara nasional. Untuk membedah warung, Alfamart mengucurkan dana Rp 15 juta sampai Rp 20 juta ke pemilik warung yang dinilai prospektif.
Seluruh biaya renovasi warung gratis dan pemilik warung tidak dipungut biaya sepeser pun. Pemilik warung juga tidak diwajibkan untuk membeli barang dagangannya di Alfamart.“Sebagai perusahaan yang bergerak di jaringan minimarket, Alfamart memiliki kewajiban untuk memberdayakan pedagang kecil diantaranya pada pemilik warung kelontong melalui program Outlet Binaan Alfamart,” ujar Director of Corporate Affairs Alfamart, Solihin.
Dalam memilih warung binaan untuk direnovasi, Alfamart menetapkan sejumlah syarat, diantaranya adalah memiliki usaha warung minimal satu tahun dan milik sendiri bukan sewa dari orang lain. Sebagai bagian dari tangungjawab dan pembinaan kepada para pedagang, Alfamart menempatkan seorang member relation officer (MRO). Selain membina para pemilik warung kelontong, petugas MRO tersebut juga bertugas mengantarkan produk dagangan yang sudah dipesan sehingga pedagang tidak perlu repot lagi sekaligus bisa menghemat ongkos jika para pedagang harus membeli barang dagangannya sendiri.
“Alfamart meluncurkan program OBA ,semata mata ingin membantu para pemilik toko kelontong, agar usaha mereka kian bertambah maju, dan juga memajukan ekonomi dari Usaha Kecil Menengah di tanah air,” pungkas Solihin.